Rabu, 25 Februari 2015

Ketika Artis Seksi Bianca Liza Menangis untuk WAHID dari Gorontalo


JAKARTA (NTT Darita) - Artis seksi dan cantik Bianca Liza malam tadi (Rabu 24/2) menangis haru ketika menyaksikan penampilan WAHID asal Gorontalo (Sulwesi Utara) di acara DMD Show (Jagonya Dangdut) milik stasiun MNCTV.

Di saat semua penonton dan pemirsa tersenyum dan tertawa ria oleh penampilan WAHID, Bianca justru meneteskan air mata.

Bianca tak mampu menahan hasrat untuk menangis karena sangat terharu dan terpukau pada WAHID yang menyanyi dangdut penuh semangat dan cerdas itu.

Semua yang menyaksikan pun tak menyangka dengan penampilan WAHID penuh kejutan, karena pria yang telah beristri dan punya satu anak ini memiliki kekurangan secara fisik.

"Dari awal ngeliat dia (Wahid) memang terlihat dia berbeda dengan kita. Dia mempunyai kekurangannya, tapi yang bikin aku terharu, di sini ketika kamu (Wahid) nyanyi tadi, kelihatan seperti dia adalah sosok yang sempurna..sosok yang sangat luar biasa..sama sekali tidak ada beban .. sama sekali terasa tidak ada kekurangan dalam diri dia..semangat dia yang bikin aku terharu.." ujar Bianca sambil memeluk Wahid usai penampilannya.

"Mungkin kita yang di sini terlihat sempurna, terlihat tidak ada kekurangan, tapi kita terlalu banyak mengeluh..dia (Wahid) bisa jadi contoh buat kita semua..dia saja begitu semangat, begitu antusias, ambisius sekali ...dan tadi kamu (Wahid) menampilkan sangat luar biasa," lanjut Bianca.

Zaskia Gotik, Jenita Janet, Wulan Alora, artis penyanyi populer saat ini pun sangat terpikat pada Wahid. Wulan menilai penampilan Wahid sangat spektakuler, Saskia mengatakan Wahid tampil bagus banget, dan Janet menilai Wahid yang memiliki panggung karena tampil luar biasa.

Tuan Takur, pemilik acara DMD Show ini, memberi bonus sebesar Rp2,5 juta (sesuai aturan main), bonus SMS tertinggi dari Tuan Takur dan pemirsa sebesar Rp5 juta, dan bonus dari MNCTV sebesar Rp5 juta.

"Di sinilah mata kita bisa terbuka bahwa Tuhan Sang Khaliq sangat adil. Di balik kekurangannya (Wahid), di situlah kelebihan wahid. Untuk profesionalime dan kualitas dari penampilan wahid, Tuan Takur memberi bonus Rp2,5 juta. Tuan takur dan MNCTV selalu membuka hati, dan Wahid sangat menyentuh hati saya..Rp5 juta tambahan untuk kamu," ujar Tuan Takur.

Wahid lalu sujud syukur dan menyampaikan terima kasih kepada semua yang telah mendukungnya termasuk istrinya Nur Isnaini dan putranya Muhammad Arrafah Putra (Afah).

Komentar:

Djatniko: "Keterbatasan Bukan Halangan". Wahid inspirasi & semangat bagi setiap insan.


Senin, 16 Februari 2015

Srikandi NTT di Pesta Reba Jakarta 2015






Ahok dan Pesta Reba 2015

Berikut galeri foto Gubernur DKI Tjahaya Purnama (Ahok), tamu kehormatan (VVIP) di Pesta Reba Ngada di Jakarta di anjungan NTT Taman Mini Indonesia Indah tanggal 14 Februari 2015






Sabtu, 14 Februari 2015

Ahok: Orang NTT Terkenal Setia dan Loyal dalam Bekerja

Basuki Tjahaja Purnama
JAKARTA (Nttdarita) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, juga disapa Ahok, menilai bahwa warga asal NTT (Nusa Tenggara Timur) terkenal setia dan loyal dalam bekerja.

"Saya tahu persis, orang NTT terkenal kalo kerja itu, setia dan loyal sebetulnya," ujarnya saat memberi sambutan di acara Pesta Reba warga Ngada di Jakarta hari ini (14 Februari 2015) di anjungan NTT, Taman Mini Indonesia Indah (TMNI).

Sebagai orang nomor satu di daerah khusus istimewa (DKI) Jakarta, Ahok menandaskan bahwa Jakarta terbuka untuk siapa pun yang ingin datang untuk bekerja.

"Ibukota Jakarta walaupun berat dengan segala risiko, kami (pemerintah) harus tetap menanggung. Tentu banyak yang ingin datang ke Jakarta karena ekonomi di sini yang terus tumbuh," ujar Ahok.

Karena itu, Ahok menghimbau warga NTT yang tinggal di Jakarta untuk turut membantu melaksanakan 5 tertib yakni tertib lalu lintas, tertib kebersihan, tertib PKL, tertib demo dan tertib hunian.

Ahok juga menandaskan pihaknya (pemprov DKI) ingin membangun kerja sama bidang logistik dengan NTT. "Sekarang saya pikirkan agar saudara-saudara yang tinggal di NTT sana tidak jual sapi-sapi yang induk dan bagaimana meningkatkan penghasilan mereka," tuturnya.

Dia mengatakan pemprov DKI sedang berusaha keras, bekerja sama dengan Gubenur NTT dan Bupati Ayub yang memiliki lahan, berikut PT Darma Jaya, membangun kerja sama logistik.

"Kami harap kerja sama dengan NTT bisa menjadi sebuah logistik untuk DKI. Kami juga akan berpikir tentang masuk saham di dalam saham Bank NTT," kata Ahok. Dia menambahkan, pemprov Jakarta akan membangun badan Diklat yang besar untuk memberi pelatihan bagi SDM secara efisien. (sumber video rekaman Etty Liza)























Rabu, 11 Februari 2015

Primus Dorimulu Dianugerahi Press Card Number One




JAKARTA (Nttdarita) - Puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2015 yang dihadiri oleh Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) di Batam, ditutup dengan penganugerahan dan penghargaan kepada insan pers di tanah air yang berprestasi.

Dari banyak kategori yang diberi penghargaan dan anugerah, Pemimpin Redaksi (Pemred) Investor Daily, Suara Pembaruan, Majalah Investor, dan Beritasatu.com, Primus Dorimulu menjadi salah satu dari 18 penerima penganugerahan Kartu Wartawan Nomor Satu (Press Card Number One).

Penganugerahan diserahkan langsung oleh Ketua Dewan Pers Bagir Manan kepada para penerima penghargaan.

Sebelumnya, Primus Dorimulu telah dua kali meraih penghargaan Adinegoro kategori penulis "Tajuk" terbaik.






Pers jangan mengipas keadaan

Dalam situasi politik yang memanas seperti sekarang ini, pers hendaknya tidak mengipas-ngipas agar keadaan tidak bertambah buruk. Sesuai fungsi, peran, dan tanggungjawabnya, pers wajib menjaga suasana sejuk agar negara dan bangsa ini tetap utuh dalam meraih kemajuan. Pers yang sehat akan mampu memberikan mata, telinga, dan mulut kepada bangsanya untuk berbuat baik.

"Dengan pengaruhnya yang besar, pers wajib ikut mempersatukan dan mempererat bangsa ini. Di saat ada pertentangan, pers harus bisa mendamaikan lewat pemberitaan yang baik. Kalau pers yang mengipas-ngipas bangsanya, kita akan pecah," kata Jusuf Kalla.

Wapres mengatakan, HPN merupakan hari yang penting karena keberadaan bangsa ini harus dievaluasi, sekaligus melihat apa yang akan dilakukan ke depan dan apa yang sudah dilakukan lewat kacamata pers.

Wapres mengatakan pula, Indonesia tidak boleh kembali pada masa-masa pers era 80-90-an yang keberadaannya sangat dikontrol.

Sesuai UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers, beberapa substansi yang penting di antaranya adalah, pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.

"Pers harus menjadi mata dan telinga masyarakat, pelaku bisnis, dan semua pihak. Melalui pers pula, pemerintah mengetahui aspirasi rakyat," ujar Wapres. (sumber Investor Daily)

Selasa, 10 Februari 2015

Budaya Pop India "Serbu" Indonesia

sumber bisnis.com

GraceWalia,MissIndia-Indonesia2015-beritasatu
JAKARTA (Nttdarita) - Penetrasi budaya pop India di Indonesia akhir-akhir ini terasa sebagai gejala umum, sebagai akibat maraknya tayangan film Bollywood yang diputar di televisi. "Ini mengingatkan masa-masa tahun 1970-an dan 80-an, di mana film-film India sangat digemari masyarakat luas, termasuk di nusantara," kata Ketua Udayana Science Club, Vanesa Martida yang juga koordinator pemutaran film bertajuk "Indian Film Festival" di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan, fenomena tersebut tidak terhindarkan karena bagian dari globalisasi, di mana kemajuan teknologi mempermudah tingkat mobilitas ide dan gagasan untuk menyebar ke segenap penjuru. Sebagaimana fenomena budaya pop Korea, kehadiran budaya pop India harus dikritisi sekaligus disikapi dengan kreatif, sehingga akan turut mendorong terciptanya atmosfer pergaulan kreatif lintas bangsa. Seniman-seniman Indonesia turut menjadi pelaku utama dari dinamika tersebut.

Festival film India di Indonesia menghadirkan pula berbagai pertunjukan dan pagelaran aneka bidang seni. Festival yang berlangsung selama bulan Januari hingga Mei 2015. Kegiatan selain berlangsung di Bali juga digelar di Jakarta, Bogor, Bandung, Serang, Purwakarta, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Padang, Samarinda, Balikpapan, Banda Aceh, Medan, dan Palembang. Khusus di Bali, festival digelar di berbagai tempat antara lain STIKOM Bali, Ubud, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Museum ARMA, dan Bentara Budaya Bali.

Kegiatan tersebut antara lain pertunjukan musik klasik, sufi dan musik orkestra, pentas tari, pameran fotografi dan sinema, peluncuran buku, serta festival kuliner India. Pemutaran film bertajuk "Indian Film Festival" berlangsung di Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar bekerja sama dengan Kedutaan Besar India di Jakarta dan Konsulat Jenderal India setempa selama empat hari, 12-15 Februari 2015.

Kegiatan itu sebagai rangkaian Festival of India in Indonesia 2015 dengan tema "Sahabat India". Sejumlah Film India yang diputar merupakan karya terpilih peraih berbagai penghargaan internasional, serta pernah diputar di festival bergengsi seperti Berlin International Film Festival, Sundance Film Festival dan Beijing International Film Festival. Film tersebut antara lain berjudul Barfi! (2012, Anurag Basu), Chennai Express (2013, Rohit Shetty), Namastey London (2007, Virpul Amrutlal Shah), English Vinglish (2012, Gauri Shinde), Luck by Chance (2009, Zoya Akhtar), Peepli Live (2010, Anusha Rizvi) serta Don 2 (2011, Farhan Akhtar).

Kamis, 05 Februari 2015

Josephine Vivick Tjangkung: Berbuat Lebih Demi Kaum Muda Indonesia

JAKARTA (Nttdarita) - Nama Vivick Tjangkung tentu tak asing bagi kalangan masyarakat NTT. Tapi siapa gerangan sosok cantik ini hingga begitu dikenal meski usia terbilang muda? Banyak orang masih dibuat penasaran tentunya.

Jika belakangan wanita berprofesi Polwan (polisi wanita) ini lebih jarang muncul di ajang-ajang publik di kota Jakarta, itu karena si single Vivick lebih fokus pada pekerjaannya memberantas jaringan narkotik di Indonesia.

"Gembong-gembong narkotik makin canggih beroperasi maka kita sebagai intel pemberantasan jaringan narkotik tak boleh kalah canggih," demikian Vivick yang juga populer di dunia hiburan mengawali perbincangan dengan NTT Online via telepon medio 2013.

Vivick, kelahiran Ende-Flores pada 15 Maret 1971 ini, pernah menjadi presenter berita kriminal di stasiun TVRI dan Lativi, merilis album rekaman dan membintangi sejumlah sinetron antara lain Suami, Istri & Dia, Shakila, dan Oo Jekri.

Nama Vivick mulai santer dibicarakan oleh publik Jakarta saat Sertu Pol Vivick, anggota tim Reserse Polda Metro Jaya, bersama rekannya Serka Pol. Ester terlibat dalam penangkapan "Ratu Ekstasi" Zarima Mirafsur di Amerika pada November 1996 lalu.

Tak lama berselang, kalangan media nasional dan ibukota kemudian memburu Vivick setelah intel polwan berprestasi ini berhasil menangkap gembong narkotik intenasional (jaringan Inggris) di suatu wilayah di Jakarta.

Di dalam korps intelijen Polda Metro Jaya, Vivick adalah satu-satunya intel Polwan yang dibangakan karena berbagai prestasi yang diukirnya.

Bagaimana perjalanan karir Vivick hingga menjadikan dia begitu bersinar?

"Cita-cita saya sebenarnya jadi guru atau sekretaris. Tapi akhirnya memilih jadi polisi karena saya pingin keluar dari Dili, tempat tinggal ortu saat itu," kata Vivick.

Niat Vivick untuk keluar dari Dili muncul ketika sang ayah minta Vivick tinggal dan sekolah di Dili saja lantaran 3 kakak telah tinggal dan kuliah di kota Surabaya, 1 kakak yang lain di Kupang, meninggalkan Vivick dan 2 saudara lainnya di Dili.

Ayah Vivick, Aloysius Tjangkung, dan ibundanya Dintje Lelaona Tjangkung adalah guru di SMPP Dili tapi saat ini telah menetap di kampung asal ayah di Manggarai, Flores, setelah habis masa pensiun mereka. Sebelum itu, orangtua Vivick tinggal di Jakarta selama 4 tahun setelah meninggalkan Dili, juga karena alasan Timor Timur lepas dari NKRI.

Vivick, anak kedua dari bontot ini, muncul ide untuk cari alternatif sekolah gratis di luar Dili selepas SMA. "Bertepatan dengan pendaftaran masuk Polwan dan menjadi pegawai Depnaker di sekolah saya, diam-diam saya daftar dan ikut test kedua-duanya. Karena lulus dua-duanya saya pilih Polwan, pas dengan hobi saya olahraga fisik," tutur Vivick.

Ayah Vivick tetap tidak merelakan namun Vivick keras kepala. Saat hendak naik pesawat Vivick kabarkan ayahnya. Vivick berangkat ke Denpasar untuk jalani pendidikan selama 11 bulan dan dilarang berhubungan dengan keluarga selama 3 bulan pertama.

"Bapak lepas saya pergi dengan berat hati dan beri saya uang Rp 500 ribu. Saya terlambat ikut dengan pesawat rombongan ... akhirnya saya pake uang bapak untuk bayar sendiri ongkos pesawat," cerita Vivick.

Setelah tiga bulan pendidikan, Vivick terima surat dari ayah yang berpesan "Kau harus kuliah!" Begitulah, setiap kali surat, pesan yang sama tetap ditulis ayah.

Alhasil, pasca pelantikan menjadi Polwan, Vivick ditempatkan di Reserse Polda Metro Jaya. Setelah satu tahun kerja, Vivick dijinkan mengambil kuliah di Moestopo Jakarta jurusan Komunikasi.

"Semester tiga saya mulai biaya sendiri. Waktu itu gaji saya Rp 175 ribu. Gaji pertama saya kirim ke bapak. Dalam hati saya bilang saya anak pertama yang kasih uang untuk bapak.. Saya kirim Rp 50 ribu. Waktu itu lumayan sih karena kurs saat itu Rp2.500," ujar Vivick.

Vivick masuk kuliah tahun 1992 dan lulus tahun 1998. Saat wisuda, ayah dan ibunda Vivick turut hadir.

Pasca wisuda, Vivick ditempatkan di Polsek Kota Bekasi, Jakarta Timur, untuk bertugas selama 7 bulan lalu menjadi staf Lantas SIM selama 4 tahun di Polda Metro Jaya. Setelah itu Vivick ambil sekolah perwira selama 11 bulan sebelum bertugas di bagian narkoba Polda Metro Jaya hingga sekarang.

"Saya ditempatkan sebagai penyidik untuk kasus remaja dan anak-anak khusus terkait kekerasan terhadap anak-anak. Saat itu usia saya 19 tahun sehingga bisa memahami dengan baik psikologi remaja. Kita lebih banyak beri nasihat karena remaja yang bermasalah lebih banyak akibat narkotik," papar Vivick.

Saat ini Vivick sudah lebih fokus dengan tugas sebagai penyidik intelijen. Vivick harus belajar untuk membaur dengan setiap situasi karena harus menjalani aksi-aksi penyamaran sekedar mendapat info keberadaan para gembong narkotik dan kerja jaringannya.

Vivick bergabung dalam tim khusus penyamaran dan satu-satunya adalah polisi wanita pada tahun 1993.

"Satu orang Polwan pun tak tahu kalo saya masuk tim penyamaran. Saya masuk kantor sebentar lalu kabur, tak pake seragam dan kembali ke asrama malam menjelang pagi. Banyak teman-teman Polwan persoalkan saya saat itu hingga mereka pun mengadu ke pimpinan. Pimpinan tak buka mulut tapi saya tak sabar, kemudian saya bilang ke salah satu senior soal kerja saya. Situasi saya di asrama pun berangsur baik," tutur Vivick.

Sambil kuliah, Vivick terus lakukan penyamaran. Di sela-sela tugasnya, Vivick sempatkan diri baca buku kuliah.

Kerja Vivick adalah membuntuti salah satu target dan yang pertama memberi sinyal ke Tim untuk beri tindakan. Dalam prosedurnya, Vivick hanya ditugaskan masuk dalam lingkungan target dan mengenal situasinya. Setelah menyampaikan sinyal ke Tim, Tim yang akan beraksi untuk tindakan lebih lanjut.

"Saya itu nekad. Setiap kali bersama target, pernah di hotel dan pernah di satu mobil dengan target, saya telpon ketua Tim saya. Pimpinan marah karena di luar perhitungan. Kata dia itu membahayakan ... Kamu terlalu berani. Ini narkotik bukan kasus biasa. Ini bisa mengorbankan nyawa kamu... Tapi pimpinan akhirnya juga sampaikan salutnya karena saya selalu berhasil dan kamipun menangkap gembong-gembong itu," papar Vivick.

Itulah Vivick Tjangkung, sosok Polwan kita yang berani. Vivick hanya ingin menatap masa depan kaum muda Indonesia yang lebih indah, kaum muda yang berprestasi dan berguna, bukan kaum muda yang terpuruk oleh penyakit narkoba, penyakit yang mematikan itu.

Untuk kaum muda NTT, Vivick berpesan .. JANGAN PERNAH MENGENAL NARKOBA!

Vivick... teruskan perjuanganmu, Tuhan menyertaimu selalu... (Hans Obor)

Rabu, 04 Februari 2015

100 Hari Kabinet Jokowi: Menteri Susi Paling Menonjol

menteri susi berjabat tangan dengan primus dorimulu (pemred suara pembaruan/investor daily/beritasatu.com
survei kompas

mayoritas publik memandang menteri-menteri yang duduk dalam kabinet kerja pemerintahan jokowi-kalla belum menunjukkan kinerja yang menonjol. bahkan, para menteri tersebut ternyata juga belum banyak dikenal publik.

34 menteri (8 menteri perempuan) dilantik 27 oktober 2014. program yang menonjol diantaranya pemberantasan pencurian ikan (illegal fishing), penundaan kurikulum 2013 dan penurunan harga bahan bakar minyak (bbm).

di bidang maritim, 68.8% responden mengaku puas. menteri kelautan dan perikanan, susi pudjiastuti, dinilai delapan dari sepuluh responden memiliki kinerja paling mengesankan.

kementrian perhubungan dengan menteri ignasius jonan juga mendapat apresisasi publik dalam upaya membenahi sektor perhubungan.

di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan, terdapat empat kementerian yang kinerjanya dinilai menonjol, di atas 60%, yakni kementerian kebudayaan dan pendidikan dasar menengah (anies baswedan), kementerian agama (lukman hakim saifudin), kementerian sosial (khofifah indar parawansa), dan kementerian kesehatan (nila f moeloek).

TINGKAT PENGENALAN TERHADAP SOSOK MENTERI

menteri susi: 72.5%
menko puan maharani: 59.4%
menteri khofifah: 46%
menteri anis baswedan: 43.3%

TINGKAT KEPUASAN TERHADAP KINERJA MENTERI

menteri susi: 22.9% (sangat puas) dan 61.9% (puas)
menteri khofifah: 5.3% (sangat puas) dan 59% (puas)
menteri anis baswedan: 4.3% (sangat puas) dan 63.6% (puas)
menteri lukman hakim (menteri agama): 64.3% (puas)

sebaliknya: responden paling tidak puas

(37.4%) dengan kinerja menteri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi (marwan jafar)
36.9% pada menteri tenaga kerja (hanif dhakiri)
36.9% pada menko politik/hukum/keamanan (tedjo edhy purdijanto)
35.4% pada menko perekonomian (sofyan djalil)
35.1% pada menko puan maharani
34.6% pada menteri hukum dan ham (yasonna h laoly)

Senin, 02 Februari 2015

JAKARTA DALAM SATU PARAGRAF

Oleh Kris da Somerpes

Dulu, pernah di Koran Lampu Merah. Ketika pertama kali masuk, redaktur bilang "harian ini hanya menulis empat titik air: air mata (duka-kesedihan), air darah (pembunuhan-perampokan), air mani (mesum-pemerkosaan) dan air keringat (olahraga)".

Dalam hati kecil, saya terkekeh. Tidak enak untuk tertawa ledak, sebab bisa-bisa kehilangan pekerjaan, apalagi kuliah belum kelar dan biaya hidup Jakarta seperti berlari. Jadi geli-geli sendiri dalam hati. Perut terkocok-kocok.

"Kamu, yang baru, coba menulis tentang air mani". Itu perintah. Saya terperanjat. Mau cari di mana air mani. Tiba-tiba senior bilang "coba cari-cari di sekitar rel kereta, atau di bioskop senen atau kos-kosan".

Ketika itu tahun 2005. Jakarta masih ngeri-ngeri sedap. Maka putar-kelilinglah: mulai lingkar pena sampai tanah abang, kampung melayu sampai pasar ular, kelapa gading sampai daan mogot. Terakhir mengong.

Tidak ada berita hari pertama. "Kenapa tidak ada berita?" tanya senior. "Air maninya tidak kelihatan, karena gelap". Mendengar itu, senior terkekeh. "Nah, tulis itu". Maka jadilah "Bunga-Bunga Tepi Jalan, Mekar Pukul Dua Belas Malam" saya ingat betul itu judul, karena saya tidak tahu apa yang ditulis. Gelap.

Sudah sejak itu, cerita tentang lendir kian licin. Melihat tukang ojek dan abang bajaj baca Lampu Merah, saya 'emosi' sendiri. Mengapa tidak. Sekali mata ditancap ke halaman koran, mereka sudah tahu isinya. Judulnya adalah isinya, isinya adalah lead-nya. Rumus 5W+1H diembat dalam satu paragraf. Titik. Puas.

Apa yang mau saya bilang dari Lampu Merah adalah ini: Jakarta membentangkan banyak cerita. Dan seharusnya kita bisa menulis banyak hal untuk beratus-ratus halaman. Tapi di Lampu Merah, Jakarta yang demikian harus bisa ditulis dalam satu paragraf. Dalam dan melalui satu paragraf itulah Jakarta yang luas dimengerti-paham.

Lampu Merah, memotret Jakarta dari empat titik. Dan setiap titiknya adalah satu paragraf. Dan satu paragraf itulah sebuah Jakarta. Sungguh terlalu...

-------------terimakasihlampumerah---------