JAKARTA (NTT Darita) - Pater John Prior, SVD mensinyalir jumlah warga NTT yang mengidap virus HIV-AIDS mencapai 50,000. Sementara data pemerintah propinsi NTT hanya tercatat 5,000 orang saat ini.
"Prihatin sekali karena HIV-AIDS sekarang sudah menyebar di kalangan anak sekolah. Jika yang ikut jalani tes terjaring 5,000 orang terinfeksi HIV, saya kira jumlah riil mesti 10 kali lipat, berarti 50,000, karena sangat banyak tidak menjalani tes," ujarnya dalam wawancara dengan Nina van Toulon dari Eco Flores Foundation di Youtube.
Nina, untuk kepentingan pembuatan film tentang HIV-AIDS ini, telah mewawancara banyak pihak termasuk para penderita pada 2012. Nina lebih fokus di Flores dan Lembata karena dianggap lebih merata dalam hal tingkat ekonomi, kemiskinan, dan migrasi.
Flores, kata Nina, seperti Afrika pada 20-30 tahun lalu terkait rendahnya kesadaran akan penyebaran virus HIV-AIDS. Di Indonesia, Papua adalah wilayah dengan epidemi HIV paling besar, namun NTT akan menyusul di urutan ke-2. Sementara kasus AIDS di Lembata tinggal bom waktu, cerita Nina.
Dokter Asep Purnama dari klinik VCT rumah sakit TC Hillers mengatakan saat ini kasus HIV-AIDS mencapai 10 kasus per bulan dan cenderung meningkat.
Kasus HIV-AIDS pertama kali muncul tahun 1997, ketika salah satu warga Flores Timur kembali dari Malaysia. Istri seorang penderita mengakui jika suaminya, selama di Malaysia Timur, sering ke diskotik, main perempuan, dan hamili anak perempuan orang (2 kali).
Banyak wanita NTT yang ditinggalkan suami penderita HIV-AIDS kemudian terbeban dan tertekan oleh pandangan buruk dari masyarakat. Mereka dianggap telah mengidap virus, bahkan dinilai melakukan seks bebas, tidak setia pada suami, dan lainnya.
"Saya punya virus, lalu ada yang anggap kami perempuan wts, tidak setia dengan suami, diri kami seperti menjijikan. Maka kami milih mengunci diri kami karena tertekan oleh pandangan masyarakat," cerita seorang wanita penderita.
Dokter Husein Pancratius Rukeng, kepala Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi NTT, mengatakan epidemi HIV-AIDS telah menyebarluas ke desa-desa, daerah sulit terjangkau, dan bayi-bayi yang dilahirkan mengidap aids.
Ada masalah besar dengan prostitusi, pekerja migran ilegal dan eksploitasi gadis-gadis muda perawan oleh 'pedagang'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar