Jumat, 13 Maret 2015

PROFIL: PT Veritas Dharma Satya (Valens Daki Soo)

JAKARTA (NTT Darita) - PT Veritas Dharma Satya (VDS), sebuah perusahaan yang fokus pada kegiatan pelatihan (training) dan konsultasi (consulting), semakin memperluas penetrasi bisnisnya di Jakarta dengan menggarap korporasi multinasional sebagai klien baru.

Tentu kami tetap fokus pada klien lokal termasuk UKM karena kami ingin VDS bisa mewujudkan "bonum commune" (kesejahteraan bersama) bersama mitra bisnis bahkan pada tataran masyarakat yang lebih luas, ujar Valens Daki-Soo, pendiri PT VDS belum lama ini.

Valens menegaskan bahwa PT VDS bertekad "Memberi yang Terbaik" dengan berbasis nilai kebenaran (Veritas), kebaikan (Dharma) dan loyalitas (Satya).

"Saya bangun perusahaan ini lebih bersifat historis-personal, sebuah kisah pribadi yang bergerak dari pengalaman konkrit," ujarnya tanpa memberi penjelasan apa-apa.

Publik NTT di Jakarta tentu mengenal sangat dekat sosok politisi muda dari Partai PDI-Perjuangan ini. Media nasional dan lokal seringkali menghadirkan pemikiran politik idealis dari Valens Daki-Soo ditengah fenomena dahsyatnya kekuatan uang di ajang percaturan politik di negeri ini.

Kenyataan saat ini adalah bahwa idealisme di bidang politik sering 'tak berdaya' menghadapi fenomena dahsyatnya kekuatan uang di dunia politik. Kompetisi dan kontestasi politik yang lebih didominasi 'money power' membuat politisi yang hanya mengandalkan idealisme sulit untuk 'survive'.

Bisa saja, Valens Daki-Soo mengerti realitas politik ini dan memilih tidak terjun sepenuhnya di dunia politik. Dia mungkin memilih tetap tampil sebagai sosok politisi idealis yang survive, karena itu dia tidak ingin kalah oleh dominasi money power dari luar dirinya.

Valens mengalihkan fokus dan orientasinya ke dunia bisnis pada 2011 dengan mendirikan VDS Consulting dan melegalisasi usahanya dalam bentuk perseroan terbatas (PT) pada Juli 2012.

Setelah divisi Training & Consulting, dibukalah divisi Outsourcing (untuk melayani kebutuhan sebuah bank swasta), divisi Publishing (menulis/mengedit sejumlah buku biografi para tokoh selain buku ilmiah-populer, juga buku bunga rampai pemikiran Wapres JK), divisi IT Solutions (menyediakan jasa IT yang 'qualified' dan 'up-to-date') serta divisi Security Service (dengan bendera "Cakrabuana Security"). Divisi sekuriti ini memang baru dibentuk namun sudah diajak oleh manajemen sebuah hotel untuk bekerja sama.

Kini makin banyak kalangan yang meminta tim trainer PT. VDS untuk memberikan pelatihan, baik di kalangan perbankan maupun di sektor swasta lainnya. Divisi-divisi lain pun makin bergerak maju dengan prinsip "Peluang tidak datang dengan sendirinya, melainkan dicari dan diciptakan."

Mitra bisnis/klien PT VDS saat ini antara lain PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk, PT. Galuh Citarum, PT. GSMkonsep Internasional, PT. Global Arrow dan Premier Oil.

Biodata

VALENS DAKI-SOO, SH

  • Komisaris Utama PT VDS
  • Menuntaskan pendidikan menengah (SMP-SMA) di Seminari Mataloko Flores
  • Studi filsafat dan teologi di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Ledalero-Maumere Flores
  • Sempat mengenyam studi filsafat sosial di STF Driyakara Jakarta
  • Belajar hukum di Universitas Bung Karno (UBK) Jakarta dan S2 Hukum di UKI Jakarta
  • Mengawali karirnya sebagai wartawan
  • Menjadi Asisten Dubes Keliling RI dengan 'Tugas Khusus' H.E. FX Lopes da Cruz guna membantu Menlu RI dalam penuntasan isu Timor Timur di forum internasional 
  • Menjadi staf khusus Kepala Bakin (sekarang BIN) Letjen TNI Arie J. Kumaat
  • Mengasistensi Letjen TNI Kiki Syahnakri yang berturut-turut menjabat Asisten Operasi KSAD, Panglima Penguasa Darurat Militer Timtim, Pangdam IX/Udayana dan Wakil Kepala Staf TNI-AD
  • Membantu proses reformasi internal TNI-AD
  • Menjadi staf khusus di Satgas Bom Polri yang dipimpin Jenderal Pol Gories Mere (pendiri Densus 88/Antiteor Polri, terakhir menjabat Kepala BNN).
  • Di dunia usaha, sempat menjadi manajer marketing PT. Hasuda Graha (perusahaan penyuplai peralatan militer)Direktur Eksekutif PT. RSA (Resourceful Security Agency) yang bergerak di bidang jasa sekuriti
  • Selama tiga tahun berkiprah pula sebagai konsultan di IIMESS International Consulting Corp
  • Beberapa tahun terakhir Valens menjadi konsultan di sebuah grup usaha nasional


Di ranah organisasi, Valens dikenal sebagai penggagas/pendiri PMKRI Cabang Maumere, pengurus Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Portugal (PPIP), pengurus Yayasan Jati Diri Bangsa (YJDB) dan ormas Pejuang Siliwangi Indonesia. Di area politik, Valens menduduki posisi Sekretaris Departemen Pertahanan & Keamanan Dewan Pimpinan Pusat/DPP PDI Perjuangan (2010-2015).

Sebagai intelektual, Valens aktif menulis di media massa seperti Suara Pembaruan dan Kompas. Dia menjadi

  • Co-editor biografi Duta besar Lopes da Cruz "KESAKSIAN: Aku dan Timor-Timur" (Penerbit Yayasan Timor Lorosae, 1999)
  • Editor buku Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri, "Aku Hanya Tentara" (Penerbit Kompas, 2008)
  • Co-editor buku Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri, "TIMOR TIMUR  The Untold Story" (Penerbit Kompas 2013). 


Karyanya sendiri berjudul "ADA APA DI BALIK TEROR? - Telaah Akar dan Solusi" akan segera terbit bersama bukunya yang inspiratif dan motivasional "Diuji dalam Krisis, Ditempa oleh Badai".

Valens ikut melakukan penelitian tentang "Efektivitas Satuan-satuan Antiteror Indonesia dalam Penanggulangan Terorisme" bersama Prof. Dr. Adrianus Meliala (Gurubesar Kriminologi UI, Penasihat Ahli Kapolri), 2007.

Rabu, 04 Maret 2015

PROFIL: Primus Dorimulu, Sosok Wartawan Paling Prestisius


JAKARTA (NTT Darita) - Primus Dorimulu, putra kelahiran Nagekeo-Flores ini, adalah tokoh media populer di negri ini. Tentu tidak berlebihan, karena Primus telah mendapat banyak penghargaan (award) yang mengukuhkan dirinya sebagai tokoh pers hebat.

Awal bulan lalu, Primus, salah satu dari segelelintir wartawan nasional, mendapat anugerah Press Card Number One. Anugerah khusus bagi wartawan yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi juga profesional. Profesi ini tentu telah teruji oleh waktu.

Kartu ini diberi berdasarkan penelitian rekam jejak di bidang profesi terkait kapabilitas dan popularitas, terutama oleh para elit pembuat kebijakan (decision maker) di republik ini.

Karya (tulisan) Primus dan rekan pers lainnya yang mendapat kartu nomor satu ini juga diakui dunia internasional, karena banyak dikutip oleh media-media asing.

"Bagi saya, kartu ini adalah sebuah pengingat agar saya tetap jaga integritas. Jadi wartawan yang berkerja patuh pada kode etik pers, UU pers dan UU yang berlaku. Dan saya harus terus menghasilkan karya yang bermanfaat bagi publik," ujar Primus.

Fungsi utama pers, lanjut Primus, memberi informasi (to inform), memberi pendidikan (to educate), dan mempengaruhi (to influence), dalam rangka mewartakan kebenaran dan memperjuangkan keadilan.

Pers itu Voice of Voiceless (suara bagi yang tidak bersuara), tegas Primus. Pers tidak boleh larut dalam gelombang kekuasaan. Pers harus berpihak pada pemimpin yang punya standar moral tinggi, bukan saja clear (bersih) dari kasus hukum.

Bagi Primus, perseteruan Polri dan KPK yang dipicu kasus Budi Gunawan (calon tunggal Kapolri) menjadi satu bukti nyata berhasilnya peran pers dalam mempengaruhi pemimpin negri ini (presiden) untuk tidak melantik sosok penuh kontroversi Budi Gunawan.

"Pers harus menyuarakan nurani rakyat. Dan pers terbukti berhasil menekan presiden," kilahnya.

Pada 2012, Primus mendapat anugerah sangat prestisius yakni Adinegoro untuk tulisan tajuk di koran umum Suara Pembaruan berjudul "Parpol Sumber Korupsi".

Setahun sebelumnya (2011) Primus mendapat anugerah yang sama untuk tulisan tajuk di koran ekonomi Investor Daily dengan judul "Menata Kembali Ekonomi Indonesia".

Primus juga sering memenangkan lomba tulisan yang diselenggarakan oleh beberapa kementrian dan BUMN. Kompetensi dan kapabilitas tentu menjadi modal utama bagi Primus meraih prestasi dan puncak karir di industri pers selain menerima anugerah prestisius di atas.

Primus, boleh dibilang, adalah insan pers dengan platform yang komplit (lengkap). Mungkin ini yang membentuknya menjadi sosok paling super dan populer saat ini.

Primus telah menulis tentang banyak bidang seperti kriminal, hukum, olahraga, artis, ekonomi, politik karena memang telah berkarya sebagai wartawan ekonomi, politik, hukum, wartawan kota, wartawan hiburan. "Tinggal meliput perang yang belum. Ini yang saya rindukan (usia 56 masih ok?)" tutur Primus, sambil menambahkan dirinya telah sering meliput ke luar negeri.

Primus saat ini memimpin (sebagai pemred) tiga media cetak (Investor Daily, Suara Pembaruan, Majalah Investor). Dia juga dipercayakan sebagai pemred untuk media online (beritasatu.com).

Primus juga jadi host di program CEO Talks di BeritaSatu TV. Sebelumnya (1997-2004), Primus jadi host talk show portofolio ekonomi di radio JakNews 97.6 FM. Radio ini ikut menurunkan Suharto dan mengawal reformasi, hingga pada 2004 dibeli Jusuf Kalla lalu mengubah menjadi radio dangdut.
  
Primus juga pernah jadi reporter untuk kantor berita (newswire) Bridge News untuk periode 1993-2000. Pada 1998, Primus sebagai co founder, bersama Tito Sulistyo, mendirikan majalah Investor setelah menjadi Pemred Majalah Uang & Efek untuk periode 1993-1997. Sebelum itu (1988-1997), Primus bekerja sebagai wartawan dan redaktur pelaksana untuk harian metro Jayakarta.

Pada tahun 2011, Primus juga mendapat penghargaan dan cincin emas dari Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya karena turut berjasa kepada daerah NTT. Selain Primus, Gubernur juga memberi penghargaan dan cincin emas bagi 9 wartawan asa NTT lainnya yakni yakni Valens G Doy (alm), Kulius Siyaramamual (alm), P. Alex Beding, SVD, Peter A Rohi, Aco Manafe, Gerson Poyk, Rikard Bagun, Laurens Tato, dan Frans Padak Demon.

Tidak sekedar mendapat penghargaan, Primus juga dipercaya TAHIR Foundation menjadi anggota komite seleksi 3 tokoh nasional untuk meraih penghargaan Lifetime Achievement Award.

Ketiga tokoh yang meraih award ini karena dinilai telah memberikan kontribusi pada beberapa bidang (selama 30 tahun) adalah BJ Habibie (bidang Birokrasi), Mochtar Riady (bidang business leader/business entrepreneur), dan Jusuf Kalla (bidang philanthropy). 

Mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri juga pernah mendapatkan penghargaan Lifetime Achievement Award Tahir Foundation. Mega dianggap sukses sebagai birokrat aktif yang bisa mengurus organisasi dan pemerintahan.


Biodata Primus:
Lahir di Wekaseko, Nagekeo, Flores tahun 1959
Lulusan Akademi Pendidikan Katekis, Flores pada tahun 1982
Meraih gelar Sarjana dari Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) pada tahun 1988.
Memiliki gelar Certified Wealth Manager dari Erasmus University dan Universitas Gajah Mada
Bergabung dengan PT. Star Pacific Tbk. sebagai Direktur sejak April 2009.