Kamis, 23 April 2015

Yeni Kabupung: Kegagalan kali ini sebagai tempat untuk belajar

Paulina Yeni Kabupung
JAKARTA (NTT Darita) - Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Demikian Yeni Kabupung menulis di wall Facebooknya setelah gagal melangkah ke final ajang X-Factor stasiun televisi RCTI tahun ini.

"Yah saya menyikapi kegagalan kali ini Sebagai tempat untuk belajar karena kegagalan adalah kesuskesan yang tertunda," tulisa Paulina Yenika Bupu.

Yeni telah melalui proses panjang audisi sampai ke gala show tapi harus terhenti, tidak lanjut ke tahap chair.

"Tapi itulah usaha maksimal yang bisa saya lakukan karena emang kemarin rasanya belum siap dalam banyak hal, belum siap perpustakaan lagu2 baru yang harus up to date terus," tulis Yeni.

Mantan anggota DPRD Sikka periode 2009-2014 dari partai Golkar ini mengakui belum fokus karena memikirkan banyak tanggung jawab di Maumere yang belum tuntas.

"Sekolah yang sedang saya dirikan harus juga mulai operasional tahun ajaran baru ini jadi emang susah fokus, saingan nya juga berat2 semua karena rata2 yang kategori over age atau usia diatas 25 itu hampir semuanya bagus dan mereka banyak yang masih penyanyi aktif reguleran di banyak tempat," tulis Yeni.

"Trus juga emang harus siap fisik harus fit karena shooting tuh dari pagi ampe pagi lagi."

Ikut lagi 2017

Tidak sekedar menghibur diri dan juga keluarga karena kegagalan kali ini, Yeni bertekat untuk ikut lagi audisi X-Factor pada 2017 nanti.

"Jangan putus asa, season berikut harus ikut lagi. Regina idol saja 7x baru lolos dan langsung jadi juara jadi kalo ada kesempatan lagi tidak usah ragu untuk ikut lagi," demikian ayah Yeni dan suaminya memberi semangat saat menjemput Yeni di bandara Frans Seda Maumere.

"So saya pikir season berikut di 2017 saya akan ikut lagi, kegagalan ini patut di syukuri karena jadi awal yang baik untuk belajar lebih banyak lagi dari kegagalan itu sendiri sehingga waktu yang ada ini menjadi moment baik untuk mempersiapkan diri untuk lebih baik lagi di season berikutnya," tulis Yeni.

Yeni juga sejak 2008 telah mendirikan lembaga kursus vokal bernama Games Pro (Generasi Muda Sikka Production). Selama 3 tahun, Yeni pernah membimbing Thomas Vincent ketikan mengikuti ajang lomba nyanyi di The Voice Indonesia Indosiar.

Saat ditanya yuri X-Factor terkait motivasi mengikuti ajang populer di tanah air ini, Yeni mengatakan dirinya ingin mewujudkan impian sejak kecil di ajang X-Factor.

"Saat ini saya beternak sapi, punya yayasan di bidang pendidikan, dan mantan anggota DPRD Sikka periode 2009-2014. Saya sukses di politik tapi bagi saya belum sukses penuh kalo saya belum bisa sukses dengan apa yang menjadi impian saya sejak kecil. Saya ingin balance untuk hidup saya. That is my passion."

Jumat, 17 April 2015

Buku: Terimakasih - SBY, JURNAS dan DEMOKRAT

(Relasi Kekuasaan Ditinjau dari Aspek Sosiologi)

Oleh Friederich Batari

Tanggal 1 Juni 2015, Harian JURNAL NASIONAL genap berusia 9 tahun, terhitung sejak 1 Juni 2006. Harian ini memang telah ditutup pada tanggal 1 Nopember 2014 (versi cetak) dan 8 Januari 2015 (versi online: Jurnas.com).

Meski usia media ini relatif singkat, namun secara pribadi, saya berterimakasih atas kenangan indah selama menjadi wartawan di media ini utamanya saat bertugas meliput kegiatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (saat itu) baik di Istana Presiden, sejumlah kota di Indonesia termasuk di luar negeri.

Juga kenangan/pengalaman saat mendapat penugasan untuk meliput seputar berita politik, hukum dan pertahanan (lingkungan parlemen RI: MPR/DPR/DPD RI), Kementerian Pertahanan dan TNI, kegiatan partai politik/ormas, dll.

Atas semua itu, saya sedang merampungkan kenangan itu dalam sebuah buku, semacam utaian memori: Terimakasih - SBY, Jurnas, dan Demokrat (Relasi Kekuasaan Ditinjau dari Aspek Sosiologi).

Beberapa bagian unik akan tersaji dalam buku ini, antara lain, insiden kecil dimana saya sempat dilarang naik pesawat kepresidenan. Saat itu, Presiden SBY hendak mengunjungi korban bencana di Aceh Tengah pada pertengahan 2013.

Hal ini akibat kesalahan saya, dimana datang terlambat di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta. Pada waktu itu, Presiden SBY dan Ibu Ani sudah berada di dalam pesawat. Secara protokuler memang awak media yang ikut dalam rombongan termasuk para menteri dan rombongan presiden harus lebih dahulu naik di pesawat, atau mendahului Presiden.

Namun, entah kenapa, meski tangga pesawat (bagian depan) sudah ditarik keluar dan pintu pesawat bagian depan sudah ditutup, namun saya masih diperbolehkan naik pesawat, setelah “mengorbankan” seorang staf Humas Biro Istana Presiden yang terlebih dahulu berada di dalam pesawat. Bagaimana ceritera lengkapnya, nanti akan disajikan dalam buku ini.

Masih banyak lagi kisah unik, saat meliput kunjungan Presiden SBY di Meksiko, Brazil dan Ekuador (Amerika Latin), Kamboja, Pakistan, Malaysia, Singapura, Timor Leste, Republik Kepulauan Fiji, dan Brunei Darussalam, termasuk pengalaman saat transit di Dubai (Uni Emirat Arab), Amsterdam (Belanda), Pittshburgh dan Seattle (Amerika Serikat), Osaka (Jepang).

Bagi orang Sumba, NTT seperti saya, mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwa kaktus, salah satu jenis tanaman di pesisir pantai Kodi, Sumba Barat Daya NTT, ternyata menjadi salah satu menu makanan yang disajikan di sebuah hotel/restoran, tempat delegasi Indonesia menginap ketika ikut dalam rombongan Presiden pada KTT G20 di Los Cabos, Meksiko, bulan Juni 2012.

Tentu saja, bagian lain yang mungkin agak serius, antara lain: bagaimana posisi dan framing pemberitaan Harian Jurnal Nasional terkait Angket Bank Century, kasus Polri vs KPK (Cicak vs Buaya), dan sejumlah isu lainnya, misalnya pemberitaan mengenai mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum (pernah menjadi Redaktur Khusus Harian Jurnal Nasional), juga terkait pemberitaan terpidana Andi A Mallanggeng (mantan Jubir Presiden/mantan Menpora), dll.

Lantas, bagaimana nasib Karyawan/Wartawan Jurnal Nasional yang berada dibawah naungan PT Media Nusa Pradana pada detik-detik menjelang dan sesudah Harian Jurnal Nasional/Jurnas.com ditutup. Itu juga menjadi bagian yang dapat dibaca dalam buku ini.

Sehubungan dengan itu, saya mohon doanya agar dapat menyelesaikan penulisan buku ini.

Salam hormat,

Friederich Batari
(Jika ada masukan dan saran, boleh disampaikan melalui email: fredybatari@yahoo.com, HP 081387669118, BBM (PIN 535DAE26), twitter: @fredybatari atau @fredy_batari)

Sabtu, 11 April 2015

Frans Mado, How Strong He is?

Frans Mado
JAKARTA (NTT Darita) - Nagekeo menjadi magnet Flores ke depannya. Kalimat ini saya (sebagai admin) rekam sangat baik saat ditulis oleh FRANS MADO pada 8 Desember 2012. Saya tidak pernah bertanya meski tetap penasaran, padahal saya sangat intens berinteraksi dengan beliau.

Frans Mado adalah salah satu dari sedikit anggota NB (Nagekeo Bersatu) yang selalu memberi dukungan dan apresiasi bagi admin. Terima kasih bagi senior-senior dan rekan NB yang sudah menopang admin selama ini.

Pada 19 Februari 2013, Frans Mado menulis di NB tentang mengagas eksistensi Kepulauan Flores di PERTH AUSTRALIA. Beliau juga menekankan bahwa Nagekeo, dalam eksistensi Kepulauan Flores, dapat menambah dinamika kepulauan ini ke depan. NAGEKEO UNGGUL DALAM LOKALITAS. Kekuatan Masa Transisi Nagekeo ada pada: TRADISI AGROINDUSTRI, TEKNOLOGI AGROINDUSTRI, DAN EKONOMI TOURISM, tulis Frans Mado.

Saat anggota NB hanyut dalam debat kusir dan merespon negatif beberapa postingan warga NB diaspora terkait isu-isu pembangunan ekonomi di Nagekeo, Frans Mado memaparkan idealisme positifnya pada 19 Desember 2012.

IDEALISME POSITIF... MENURUT FRANS MADO YAITU: kejarlah kemerdekaan iman dan kemerdekaan finansial serta kemerdekaan komunikasi dalam pergaulan antar manusia..... itu yang kita cari dalam hidup ini. "BAHAGIA DUNIA DAN AKHIRAT".

Kemerdekaan iman: mendapatkan relasi kita dengan Tuhan sedekat apa? Kemerdekaan finansial: relasi bisnis kita dalam meraih rupiah sekuat apa? Kemerdekaan komunikasi: relasi kita dalam pergaulan antar manusia sekuat apa?

Kini kita harus cari kesetaraan dan kesamaan di NB, untuk merasa bahagia dan dapat berbagi cerita, mudah-mudahan yang membaca ikut bahagia dan bertambah semangat hidupnya. Keragaman cara berpikir dan bertindak di NB, itu lah kekayaan kita.

Untuk itu kita mau ke mana....MENOLONG DIRI SENDIRI, MENOLONG SESAMA, MENOLONG NAGEKEO, MENOLONG REPUBLIK INDONESIA?

BELAJAR DAN BELAJAR DAN BELAJAR menemukan jati diri, dalam multi demensi kehidupan. Kita saling belajar....tak perlu gelisah...atau terlalu sedih dgn sejuta komentar.....jalankan saja apa yg bisa kita lakukan. Penciptaan Tuhan saja......masih dinilai manusia serba kurang.....apalagi buatan tangan manusia seperti kita ini. Inilah dunia..

----

Senyuman adalah obat termurah yang saya miliki saat ini. Saya sedang melihat Nagekeo bersatu dari sini (Perth-Australia), tulis Frans Mado medio Pebruari 2013.

Persaudaraan kita terus merajut bagaikan emas mulia. Semakin digosok semakin mengkilat. Semoga senyuman kecil ini (tampak pada fotonya) dapat menghibur para sahabat di nagekeo bersatu. Semoga dukungan kita dengan berbagai opini dan saran dapat memajukan Nagekeo dari cara berpikir kita yang demokratis dan konstruktif bagi Nagekeo.

Menatap Nagekeo dengan penuh senyum, membawa kita bahagia. Harapan selalu ada ke depannya yang penuh dengan dinamika, kompetitif dan sejahtera. Semoga kita semakin bijaksana dalam berperan serta dalam membangun kekerabatan di Nagekeo.

Demikian Frans Mado berbagi sangat banyak pemikiran inspiratif bagi segenap warga NB.

Seperti publik NB pada umumnya, saya terus mengikuti karya dan perjuangan Frans Mado Cs untuk pembentukan Propinsi Kepulauan Flores.

Kongres pertama di Manggarai dan kedua di Nagekeo telah berjalan lancar. Kongres ketiga di Ende akan dilakukan dalam 1-2 bulan ke depan.

Di awal, wacana pembentukan propinsi Flores digulirkan oleh PANITIA PERSIAPAN PEMBENTUKAN PROVINSI KEPULAUAN FLORES (P4KF). Frans Mado, Korlu P4KF Australia, lumayan intens memberi info terkini perkembangan kegiatan P4KF di NB ini.

Setelah itu, P4KF tidak sendiri lagi tapi bergandengan dengan pimpinan daerah (bupati) di daratan Flores, Alor, dan Lembata. Maka itu, kongres digelar.

Hal yang dikuatirkan tentu, bupati yang mendukung tidak membawa kepentingan politiknya kecuali menyokong kepentingan P4KF yakni terbentuknya Propinsi Flores Kepulauan. Dan barisan pejuang P4KF tidak wajib mendapat kekuasan (jabatan) ketika Propinsi Flores terbentuk secara definitif.

Tidak boleh ada pejuang tunggal dan P4KF jangan mengklaim itu kecuali mengakui sebagai kelompok perintis. Nama propinsi telah dibaptis (disepakati) pada kongres kedua di Nagekeo. Tinggal penetapan ibukota propinsi. Tim peneliti independen akan membuat kajian dalam kurung waktu Juni-September 2015, dan hasilnya akan diserahkan kepada Gubernur NTT sekitar Oktober tahun ini, untuk diteruskan ke Kementrian Dalam Negeri.

Frans Mado mungkin bisa tersenyum lebar saat ini karena Propinsi Flores telah benar-benar lahir setelah dibaptis namamya.

Pertanyaan saya, mungkin juga kita semua, APAKAH PROPINSI KEPULAUAN FLORES DISETUJUI PEMERINTAHAN PUSAT?

Karena topik ini adalah domain politik, maka tentu KEMAMPUAN LOBBY akan menentukan. Jika Frans Mado Cs bisa melobby pimpinan daerah untuk ambil peran, kemudian publik Flores, Lembata, Alor di Jakarta bisa berperan mengawal dokumen ini untuk sampai ke Kemendagri dan melobby pemerintahan pusat, saya kira Propinsi Kepulauan Flores akan sungguh-sungguh lahir.

Frans Mado telah membuktikan HOW STRONG HE IS. Bagaimana dengan kita? (hans obor)