Rabu, 04 Maret 2015
PROFIL: Primus Dorimulu, Sosok Wartawan Paling Prestisius
JAKARTA (NTT Darita) - Primus Dorimulu, putra kelahiran Nagekeo-Flores ini, adalah tokoh media populer di negri ini. Tentu tidak berlebihan, karena Primus telah mendapat banyak penghargaan (award) yang mengukuhkan dirinya sebagai tokoh pers hebat.
Awal bulan lalu, Primus, salah satu dari segelelintir wartawan nasional, mendapat anugerah Press Card Number One. Anugerah khusus bagi wartawan yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi juga profesional. Profesi ini tentu telah teruji oleh waktu.
Kartu ini diberi berdasarkan penelitian rekam jejak di bidang profesi terkait kapabilitas dan popularitas, terutama oleh para elit pembuat kebijakan (decision maker) di republik ini.
Karya (tulisan) Primus dan rekan pers lainnya yang mendapat kartu nomor satu ini juga diakui dunia internasional, karena banyak dikutip oleh media-media asing.
"Bagi saya, kartu ini adalah sebuah pengingat agar saya tetap jaga integritas. Jadi wartawan yang berkerja patuh pada kode etik pers, UU pers dan UU yang berlaku. Dan saya harus terus menghasilkan karya yang bermanfaat bagi publik," ujar Primus.
Fungsi utama pers, lanjut Primus, memberi informasi (to inform), memberi pendidikan (to educate), dan mempengaruhi (to influence), dalam rangka mewartakan kebenaran dan memperjuangkan keadilan.
Pers itu Voice of Voiceless (suara bagi yang tidak bersuara), tegas Primus. Pers tidak boleh larut dalam gelombang kekuasaan. Pers harus berpihak pada pemimpin yang punya standar moral tinggi, bukan saja clear (bersih) dari kasus hukum.
Bagi Primus, perseteruan Polri dan KPK yang dipicu kasus Budi Gunawan (calon tunggal Kapolri) menjadi satu bukti nyata berhasilnya peran pers dalam mempengaruhi pemimpin negri ini (presiden) untuk tidak melantik sosok penuh kontroversi Budi Gunawan.
"Pers harus menyuarakan nurani rakyat. Dan pers terbukti berhasil menekan presiden," kilahnya.
Pada 2012, Primus mendapat anugerah sangat prestisius yakni Adinegoro untuk tulisan tajuk di koran umum Suara Pembaruan berjudul "Parpol Sumber Korupsi".
Setahun sebelumnya (2011) Primus mendapat anugerah yang sama untuk tulisan tajuk di koran ekonomi Investor Daily dengan judul "Menata Kembali Ekonomi Indonesia".
Primus juga sering memenangkan lomba tulisan yang diselenggarakan oleh beberapa kementrian dan BUMN. Kompetensi dan kapabilitas tentu menjadi modal utama bagi Primus meraih prestasi dan puncak karir di industri pers selain menerima anugerah prestisius di atas.
Primus, boleh dibilang, adalah insan pers dengan platform yang komplit (lengkap). Mungkin ini yang membentuknya menjadi sosok paling super dan populer saat ini.
Primus telah menulis tentang banyak bidang seperti kriminal, hukum, olahraga, artis, ekonomi, politik karena memang telah berkarya sebagai wartawan ekonomi, politik, hukum, wartawan kota, wartawan hiburan. "Tinggal meliput perang yang belum. Ini yang saya rindukan (usia 56 masih ok?)" tutur Primus, sambil menambahkan dirinya telah sering meliput ke luar negeri.
Primus saat ini memimpin (sebagai pemred) tiga media cetak (Investor Daily, Suara Pembaruan, Majalah Investor). Dia juga dipercayakan sebagai pemred untuk media online (beritasatu.com).
Primus juga jadi host di program CEO Talks di BeritaSatu TV. Sebelumnya (1997-2004), Primus jadi host talk show portofolio ekonomi di radio JakNews 97.6 FM. Radio ini ikut menurunkan Suharto dan mengawal reformasi, hingga pada 2004 dibeli Jusuf Kalla lalu mengubah menjadi radio dangdut.
Primus juga pernah jadi reporter untuk kantor berita (newswire) Bridge News untuk periode 1993-2000. Pada 1998, Primus sebagai co founder, bersama Tito Sulistyo, mendirikan majalah Investor setelah menjadi Pemred Majalah Uang & Efek untuk periode 1993-1997. Sebelum itu (1988-1997), Primus bekerja sebagai wartawan dan redaktur pelaksana untuk harian metro Jayakarta.
Pada tahun 2011, Primus juga mendapat penghargaan dan cincin emas dari Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya karena turut berjasa kepada daerah NTT. Selain Primus, Gubernur juga memberi penghargaan dan cincin emas bagi 9 wartawan asa NTT lainnya yakni yakni Valens G Doy (alm), Kulius Siyaramamual (alm), P. Alex Beding, SVD, Peter A Rohi, Aco Manafe, Gerson Poyk, Rikard Bagun, Laurens Tato, dan Frans Padak Demon.
Tidak sekedar mendapat penghargaan, Primus juga dipercaya TAHIR Foundation menjadi anggota komite seleksi 3 tokoh nasional untuk meraih penghargaan Lifetime Achievement Award.
Ketiga tokoh yang meraih award ini karena dinilai telah memberikan kontribusi pada beberapa bidang (selama 30 tahun) adalah BJ Habibie (bidang Birokrasi), Mochtar Riady (bidang business leader/business entrepreneur), dan Jusuf Kalla (bidang philanthropy).
Mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri juga pernah mendapatkan penghargaan Lifetime Achievement Award Tahir Foundation. Mega dianggap sukses sebagai birokrat aktif yang bisa mengurus organisasi dan pemerintahan.
Biodata Primus:
Lahir di Wekaseko, Nagekeo, Flores tahun 1959
Lulusan Akademi Pendidikan Katekis, Flores pada tahun 1982
Meraih gelar Sarjana dari Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) pada tahun 1988.
Memiliki gelar Certified Wealth Manager dari Erasmus University dan Universitas Gajah Mada
Bergabung dengan PT. Star Pacific Tbk. sebagai Direktur sejak April 2009.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar