Jumat, 17 April 2015

Buku: Terimakasih - SBY, JURNAS dan DEMOKRAT

(Relasi Kekuasaan Ditinjau dari Aspek Sosiologi)

Oleh Friederich Batari

Tanggal 1 Juni 2015, Harian JURNAL NASIONAL genap berusia 9 tahun, terhitung sejak 1 Juni 2006. Harian ini memang telah ditutup pada tanggal 1 Nopember 2014 (versi cetak) dan 8 Januari 2015 (versi online: Jurnas.com).

Meski usia media ini relatif singkat, namun secara pribadi, saya berterimakasih atas kenangan indah selama menjadi wartawan di media ini utamanya saat bertugas meliput kegiatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (saat itu) baik di Istana Presiden, sejumlah kota di Indonesia termasuk di luar negeri.

Juga kenangan/pengalaman saat mendapat penugasan untuk meliput seputar berita politik, hukum dan pertahanan (lingkungan parlemen RI: MPR/DPR/DPD RI), Kementerian Pertahanan dan TNI, kegiatan partai politik/ormas, dll.

Atas semua itu, saya sedang merampungkan kenangan itu dalam sebuah buku, semacam utaian memori: Terimakasih - SBY, Jurnas, dan Demokrat (Relasi Kekuasaan Ditinjau dari Aspek Sosiologi).

Beberapa bagian unik akan tersaji dalam buku ini, antara lain, insiden kecil dimana saya sempat dilarang naik pesawat kepresidenan. Saat itu, Presiden SBY hendak mengunjungi korban bencana di Aceh Tengah pada pertengahan 2013.

Hal ini akibat kesalahan saya, dimana datang terlambat di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta. Pada waktu itu, Presiden SBY dan Ibu Ani sudah berada di dalam pesawat. Secara protokuler memang awak media yang ikut dalam rombongan termasuk para menteri dan rombongan presiden harus lebih dahulu naik di pesawat, atau mendahului Presiden.

Namun, entah kenapa, meski tangga pesawat (bagian depan) sudah ditarik keluar dan pintu pesawat bagian depan sudah ditutup, namun saya masih diperbolehkan naik pesawat, setelah “mengorbankan” seorang staf Humas Biro Istana Presiden yang terlebih dahulu berada di dalam pesawat. Bagaimana ceritera lengkapnya, nanti akan disajikan dalam buku ini.

Masih banyak lagi kisah unik, saat meliput kunjungan Presiden SBY di Meksiko, Brazil dan Ekuador (Amerika Latin), Kamboja, Pakistan, Malaysia, Singapura, Timor Leste, Republik Kepulauan Fiji, dan Brunei Darussalam, termasuk pengalaman saat transit di Dubai (Uni Emirat Arab), Amsterdam (Belanda), Pittshburgh dan Seattle (Amerika Serikat), Osaka (Jepang).

Bagi orang Sumba, NTT seperti saya, mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwa kaktus, salah satu jenis tanaman di pesisir pantai Kodi, Sumba Barat Daya NTT, ternyata menjadi salah satu menu makanan yang disajikan di sebuah hotel/restoran, tempat delegasi Indonesia menginap ketika ikut dalam rombongan Presiden pada KTT G20 di Los Cabos, Meksiko, bulan Juni 2012.

Tentu saja, bagian lain yang mungkin agak serius, antara lain: bagaimana posisi dan framing pemberitaan Harian Jurnal Nasional terkait Angket Bank Century, kasus Polri vs KPK (Cicak vs Buaya), dan sejumlah isu lainnya, misalnya pemberitaan mengenai mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum (pernah menjadi Redaktur Khusus Harian Jurnal Nasional), juga terkait pemberitaan terpidana Andi A Mallanggeng (mantan Jubir Presiden/mantan Menpora), dll.

Lantas, bagaimana nasib Karyawan/Wartawan Jurnal Nasional yang berada dibawah naungan PT Media Nusa Pradana pada detik-detik menjelang dan sesudah Harian Jurnal Nasional/Jurnas.com ditutup. Itu juga menjadi bagian yang dapat dibaca dalam buku ini.

Sehubungan dengan itu, saya mohon doanya agar dapat menyelesaikan penulisan buku ini.

Salam hormat,

Friederich Batari
(Jika ada masukan dan saran, boleh disampaikan melalui email: fredybatari@yahoo.com, HP 081387669118, BBM (PIN 535DAE26), twitter: @fredybatari atau @fredy_batari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar