JAKARTA (NTT Darita) - Publik Jakarta mungkin masih bertanya dan terperangah ketika artis yang pernah jadi simbol seks, Sophia Latjuba, bisa ikut dalam tim sukses bagi pemenangan Basuki Tjahaja Purnama & Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Jarot) di Pilgub DKI.
Publik belum banyak tahu rekam jejak politik yang pernah digeluti Sophia, kecuali artis kelahiran Berlin 1970 itu sibuk berurusan dengan kantor pengadilan untuk beberapa kali kasus cerai dengan suaminya.
Sophia Latjuba bisa jadi potret wanita Indo-Jerman yang kurang beruntung akibat tumbuh dalam karakter diri yang rapuh. Masih di bangku SMA, Sophia memulai debut filmnya berjudul bilur-bilur penyesalan. Ketika dalam karir sebagai bintang film tanah air, Sophia malah dapat julukan sebagai simbol seks, enta mengapa.
Bahkan koran bahasa Inggris Jakarta Post pernah memuat tulisan Bruce Edmond yang menggambarkan Sophia sebagai sosok wanita (paling) idaman bagi pria-pria Indonesia. Jadi Sophia itu jadi fantasi banyak lelaki, tentu beruntung bagi yang bisa bertemu face to face atau foto bareng (menyentuh) Sophia.
Ahok sudah pasti adalah tipe pria idaman sebagian besar publik DKI, termasuk Sophia. Medio Desember 2008, Sophia putuskan untuk pindah ke Los Angeles (AS) karena tak tahan dengan macetnya kota Jakarta. Saat ini Jakarta masih macet, tapi Sophia memilih pulang ke Jakarta. Apakah cuma ingin jadi wanita cantik bagi Ahok-Jarot? Jika Ahok-Jarot menang nanti, lantas Sophia tidak balik ke Los Angeles?
Pertanyaan ini tidak penting, tapi kemunculan Sophia di garda Ahok-Jarot penting ditelusuri karena Sophia punya daya tarik besar bagi siapapun yang punya kepentingan politik dengan DKI. Dia bisa menenangkan suhu politik dalam diri pria-pria yang mendekatinya tapi bisa bikin banyak kehilangan fokus pada upaya pemenangan Ahok-Jarot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar