Jumat, 20 Oktober 2017

Ignas Iryanto: Saya butuh dukungan dana publik NTT

DEPOK (NTT Darita)

Buat saudara saudara saya yang mendorong saya untuk kembali ke NTT dan ikut bekerja secara langsung menata NTT, saya infokan bahwa saya telah mengikuti fit and proper test di DPP PDIP dan mengikuti semua proses yang ada disana. Ini untuk menunjukkan juga bahwa saya tidak main main dengan hal ini dan secara serius ingin pulang sebagaimana didorong oleh teman teman semua.

Saya memang belum kembali ke daerah untuk bertemu langsung dengan teman teman dan saudara saudara semua, khususnya di desa desa kita. Saya punya alasan, hingga saat ini saya masih profesional yang bekerja dan tuntutan pekerjaan itu mengharuskan saya untuk juga turun ke desa desa di tempat lain. Turun ke desa dan bertemu dengan masyarakat, buat saya bukan dilakukan dalam konteks kampanye atau memperkenalkan diri agar dipilih. Cara dan metoda itu melekat dalam diri saya, mengalir dalam darah....ada alasan untuk itu.

Jika pun saya memaksa diri untuk turun, saya tidak tidak akan dapat menjangkau seluruh masyarakat di kampung kampung kita, pasti akan ada yang tidak dikunjungi. Hal lain yang sangat praktis, adalah bahwa hal tersebut jelas membutuhkan biaya yang sangat banyak. Saya ikut dalam proses ini, benar benar hanya didasari pada kegalauan ketika disodori pertanyaan: masak kamu gak bersedia pulang untuk bekerja bersama masyarakat kita namun bersedia masuk keluar hutan dan bekerja bersama masyarakat di daerah lain ? Itu pertanyaan yang sangat menohok. Jadilah saya ikut dalam proses ini, benar benar by accident..tidak terencana...bahkan tanpa persiapan.....

Langkah berikutnya adalah survey yang akan dilakukan oleh DPD PDIP dan kemudian baru keputusan diambil oleh PDIP. Kita bersama berdoa agar partai partai termasuk PDIP mencalonkan mereka yang terbaik untuk memimpin provinsi kita, dan juga berdoa agar masyarakat kita memilih yang terbaik dari calon calon terbaik yang diajukan oleh partai partai tersebut. Istilah Primus Interpares sebagai ciri pemimpin datang dari proses seperti itu. Banyak daerah telah melahirkan pemimpin pemimpin yang bagus yang melakukan banyak terobosan untuk membangun daerahnya. Saya telah bertemu dengan beberapa diantaranya...memang sangat inspiring apa yang mereka lakukan di daerah mereka. Semoga NTT akan memiliki pemimpin yang seperti itu.

Saya hanya punya dua hal yang semoga kita bersama pertimbangkan.

Pertama, kita jangan mengulangi apa yang terjadi di DKI...yaitu menggunakan pertimbangan suku dan agama dalam memilih pemimpin kita di NTT. PDIP telah melakukan terobsan di DKI dengan mengajukan Basuki yang memiliki stigma (bukan realita) double minority sebagai calon gubernur. Jika pilkada DKI hanya berlangsung satu kali, Basuki telah memenangkan pertarungan itu. Itu terobosan yang benar...juga buat semua daerah kita...juga buat NTT. Tolong jangan perhatikan pertimbangan Flores, Timor, Sumba, Alor, Lembata. Semau, Adonara dll...juga jangan pertimbangkan soal Katolik, Kristen, Islam, Hindu, Budha, Khong Hu Cu...perhatikan saja integritas calon dan skill serta kompetensinya yang sudah proven...bukan yang dikampanyekan dan diwacanakan.

Kedua, dalam hal diri saya. Jika teman teman benar benar mendorong saya untuk maju....dan bekerja bersama teman teman disana, tolong pertimbangkan hal hal ini. Pertama,Saya tidak punya dana, jadi saya akan meminta kita semua urunan untuk membiayainya. Jadi saya akan membuat public fund rising untuk itu. Kedua, yang bekerja dalam masa pilkada tidak akan mendapatkan balas jasa apapun, apalagi dengan menggunakan dana dana publik. Tidak akan ada itu bonus buat tim sukses. Atau hal hal seperti itu.......ketiga, saya kan menentukan fokus dan prioritas dan sangat mungkin apa yang teman teman anggap prioritas tidak sama dengan prioritas menurut pertimbangan saya...jadi tidak akan didahulukan.

Hal hal diatas saya kemukakan karena yang disebut dengan kontrak politik yang sering muncul pada masa pilkada itu seolah olah daftar dari apa yang harus dilakukan oleh para calon. Saya ingin mengatakan bahwa itu seharusnya adalah komitmen bersama. komitment multi pihak atau bahkan semua pihak yang berkolaborasi demi mimpi yang sama akan perubahan di kampung kita. Dus itu adalah tanggung jawab bersama....karena itu list apa yang harus dilakukan bukan hanya ditujukan bagi yang akan memimpin namun juga bagi seluruh masyarakat kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar