Oleh Romo Silverius Betu, Pr *)
Mendengar dan membaca berita yang memilukan dari kabupaten Sabu Raijua, NTT tentang penyerangan yang membabi buta di sekolah dasar yang menyebabkan 7 anak terluka, membuat kita berduka karena anak-anak yang sedang belajar di ruang yang seharusnya aman dan terlindungi ternyata tidak lagi terjamin.
Di mana tempat yang nyaman untuk anak-anak menuntut ilmu? Selanjutnya pelaku yang sudah diamankan di kantor polisi ternyata juga tidak terjamin keamanannya dan tewas dengan mengenaskan sehingga pihak keamanan kehilangan sumber utama untuk bisa mencaritahu motifnya.
Saya mengutuk peristiwa penyerangan terhadap anak-anak yang sedang belajar dan saya juga menolak keras tindakan main hakim sendiri masyarakat.
Kalau ruang-ruang yang dilindungi negara seperti sekolah dan kantor polisi sudah tidak terjamin keamanannya, di mana lagi tempat yang aman?
Kalau kejahatan sudah melintasi batas-batas yang terjaga, ke mana kita harus mencari perlindungan?
Keamanan nasional tercipta kalau kita masyarakat taat hukum dan percaya kepada para penegak hukum, meskipun sering kali kita dikecewakan.
Berbagai kejadian akhir-akhir ini masih memperlihatkan watak kita sebagai bangsa yang mudah tersinggung dan cepat marah.
Memasuki minggu-minggu terakhir masa adventus, sebelum masuk dalam perayaan Natal yang sarat dengan pesan perdamaian, saya mengajak kita semua untuk memaknainya dengan lebih sabar, mempererat persaudaraan lintas batas agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga.
Mari kita menjadi penjaga, pembangun dan pemelihara perdamaian. Mari kita rayakan Natal dengan CINTA dan tegas menolak dendam serta kebencian. Semoga NTT tetap menjadi tempat di mana orang bisa belajar tentang kerukunan, kedamaian, cinta dan pengampunan.
*) Penulis saat ini belajar di Universitas Pertahanan Indonesia, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar