Banyak acara pernikahan anak orang terpandang maupun anak presiden yang pernah saya hadiri. Pesta mereka jauh lebih extravaganza dibanding pernikahan Kahiyang-Bobby yang saya hadiri beberapa hari terakhir di Solo.
Acara mantu Presiden Jokowi kali ini lebih cocok disebut sebagai pesta rakyat. Karena banyak sekali yang hadir, mulai dari tukang becak, pejabat negara, sampai orang terkenal di Indonesia.
Resepsi dihadiri 8.410 relawan. Sampai-sampai panitia terpaksa meminta selebihnya untuk pulang ke rumah, yang memang asalnya dari sekitar gedung acara saja. Kalau tidak dibatasi, relawan yang hadir akan lebih banyak lagi. “Dua kali!” begitulah spirit mereka waktu kami berdialog, mendukung Jokowi untuk melanjutkan pemerintahannya sampai 2 periode.
Lalu kenapa Presiden Jokowi tidak mau menikahkan anaknya di Istana Negara? Bisa saja kalau Beliau mau. Tapi saya lihat Jokowi memang menginginkan kesederhanaan dan kedekatan dengan masyarakat.
Semua serba sederhana, saya lihat dari undangannya, gedung, baju pengantin, dan makanannya. Meski warnanya sederhana, tapi acara tertata dengan rapi, kesakralan prosesinya pun tidak hilang.
Foto bersama yang saya upload ini juga menunjukkan kesederhanaan dan kebersamaan kami. Ini adalah contoh bahwa pernikahan tidak perlu dilaksanakan dengan bermewah-mewah.
Sebagai penutup, ada yang bertanya mengapa saya ikut mengurusi acara pernikahan anak presiden? Jawabannya, karena memang saya dan Pak Pratikno diminta Presiden. Kenapa kami? Saya tidak tahu. Yang saya tahu pasti, Markobar yang saya cicipi kemarin itu enak sekali.
Pesta sudah selesai, mari kita kembali bekerja. Untuk Kahiyang dan Bobby, selamat menempuh hidup baru!
Catatan redaksi, tulisan Luhut dibagikan sebanyak 4,466 kali oleh netizen dan 78,000 pembaca memberi jempol untuk tulisan ini. Ada yang menanggapi miring, tentu mereka yang anti Jokowi, tapi lebih banyak sangat terpukau pada sosok Jokowi, untuk tidak mengatakan komentar miring segelintir netizen itu memalukan.
Tulisannya bagus.Cuma judulnya, terutama kata memalukan tak dijelaskan.
BalasHapusterima kasih pak Daludempol .. judul itu ada 2 bagian terpisah, extravaganza dan memalukan .. extravaganza itu tulisan penulis (redaksi tak bisa ganggu), maka catatan redaksi itu dimaksudkan untuk mengakomodir kata memalukann di judul itu..he he.. ini cuma blog tapi bergaya jurnalistik .. semoga maklum ya pak... salam kenal
BalasHapus